5 Mitos Asupan Minuman Intermittent Fasting Ini Sudah Dibantah Ahli Gizi

Jakarta

Asupan Minuman intermittent fasting (IF) kini dijalani banyak orang. Tak semua hal perlu dipercaya, termasuk mitos soal Asupan Minuman IF yang sudah dibantah Dari ahli gizi. Berikut daftarnya.

Intermittent fasting merupakan salah satu metode Asupan Minuman yang kian populer belakangan ini. Banyak orang memilihnya Sebab Di sisi ‘aturan’, Asupan Minuman ini dinilai lebih fleksibel.

Pola Asupan Minuman ini tidak membatasi ketat jenis asupan Minuman, tetapi waktu Untuk mengonsumsinya. Pelaku Asupan Minuman Berencana menjalani puasa Di rentang waktu tertentu dan diperbolehkan makan Di jam-jam tertentu yang disebut sebagai jendela makan.


Banyak anggapan lantas bermunculan soal Asupan Minuman IF, termasuk efek negatif yang disebut-sebut bisa terjadi. Tetapi, ahli gizi meluruskan Di Menginformasikan faktanya.

Mengutip Healthline (16/7/2024), berikut mitos Asupan Minuman intermittent fasting yang sudah dibantah kebenarannya Dari ahli gizi:

1. Asupan Minuman IF memengaruhi hormon seks

Kabar bahwa Asupan Minuman IF memengaruhi hormon seks tidaklah benar. Studi tahun 2024 Pada 90 orang dewasa yang alami obesitas Menunjukkan kalau hormon seks mereka tidak memburuk usai jalani Asupan Minuman IF.

Malahan efeknya Sebagai Alternatif Di penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS). Mereka yang jalani Asupan Minuman IF Merasakan penurunan testosteron yang Di akhirnya memperbaiki Situasi PCOS.

“Temuan awal tentang penerapan Asupan Minuman IF sebagai strategi Untuk wanita Di PCOS Untuk mengatur hiperandrogenisme cukup menjanjikan,” kata ahli gizi Allie Echeverria. Ia menjelaskan androgen sebenarnya memang hormon seks pria, tapi wanita secara alami juga memilikinya. “Tetapi wanita Di hiperandrogenisme Memiliki kadar yang berlebihan,” ujarnya.

2. Asupan Minuman IF memengaruhi Mutu pola makan

Beberapa orang menganggap Asupan Minuman IF bisa membuat Mutu pola makan seseorang memburuk. Tetapi, faktanya tidak seperti itu. Sebuah Studi tahun ini mencatat indikator Mutu Asupan Minuman pelaku Asupan Minuman IF tidak berubah Di mereka yang mengikuti jendela makan yang lebih pendek (4 hingga 6 jam) dan yang lebih panjang (8 hingga 10 jam).

Mereka masih mengonsumsi berbagai sumber Minuman Bergizi seperti serat, protein, kafein, gula, karbohidrat, lemak, dan banyak lainnya. Ahli gizi Destini Moody mengatakan, “Jika orang tersebut Memiliki pola makan yang buruk Sebelumnya Itu, maka Asupan Minuman IF tidak Mungkin Saja memperburuk pola makan mereka. Pola makan ini hanya mengubah periode waktu Pada mereka mengonsumsi Minuman yang miskin Minuman Bergizi,” katanya.

Lalu Untuk mereka yang sudah punya pola makan bergizi, maka Asupan Minuman IF tidak membuat pola makan mereka buruk. Hanya saja peneliti menekankan, mereka yang jalani Asupan Minuman IF Di pola makan buruk, maka hasilnya tidak Berencana maksimal.

3. Asupan Minuman IF picu gangguan makan

Jangan salah mengartikan, membatasi jam makan Di Asupan Minuman IF tidak berarti memicu gangguan makan. Hal ini sudah dibuktikan Di Studi tahun 2019 yang mengikuti 86 orang Di 4 minggu.

Peneliti bilang orang dewasa sehat yang Asupan Minuman IF cenderung melaporkan lebih sedikit keinginan makan, perilaku makan berlebihan, masalah berat badan, dan kecemasan tentang penampilan. Artinya Asupan Minuman ini tidak menyebabkan gangguan makan, menurut ahli gizi Emily Van Eck.

Menyoal gangguan makan, Van Eck bilang banyak orang yang Merasakan gangguan makan mampu bertahan Di beberapa pola makan Di jangka pendek, Sebelumnya gangguan makan mereka berkembang.

Mitos soal Asupan Minuman IF yang tak perlu dipercaya lagi ada Di halaman Lanjutnya.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 5 Mitos Asupan Minuman Intermittent Fasting Ini Sudah Dibantah Ahli Gizi