Dongeng Swiss Bikin Italia Kocar-kacir Ke Euro 2024

Manajer Timpilihan Swiss Vincent Sierro diapit Manajer Italia Pada kedua Negeri bentrok Ke Putaran 16 besar Euro 2024. Foto: REUTERS/Angelika Warmuth

BERLIN – Italia, empat kali Kampiun dunia dan dua kali Kampiun Euro , berada Ke Pangkat 10 FIFA, jauh Ke atas Swiss yang berada Ke Pangkat 19. Akan Tetapi, Kelebihan Ke atas Alattulis ini tidak terlihat sama sekali Ke Olympia Lapangan, Berlin, Sabtu (29/6/2024) petang. Granit Xhaka dan kawan-kawan berhasil membuat anak asuh Luciano Spalletti kocar-kacir Ke lapangan.

“Siapapun yang Mendominasi boleh saja, asal jangan adu Hukuman Politik,” kata Murat Yakin, Manajer Timpilihan Swiss, sehari Sebelumnya kick-off dimulai.

Empat tahun silam, Murat Yakin menelan pil pahit Pada melawan Timpilihan besar. Kendati berhasil menyamakan kedudukan 3-3 Ke perdelapan final Gelar Eropa 2020, Granit Xhaka dan kawan-kawan tersingkir Lewat adu Hukuman Politik.

Murat Yakin kerap mengubah taktiknya Ke Gelar Eropa 2024 . Melawan Hungaria, dia menurunkan Aebischer dan Duah. Berjuang Bersama Skotlandia, dia memasang Xherdan Shaqiri. Sambil Itu berhadapan Bersama Jerman, Yakin menurunkan Ndoyeh.

Melawan Italia, Murat Yakin membangkucadangkan Xherdan Shaqiri, Michel Aebischer, dan Kwado Duah. Manajer berdarah Turki ini memasang Ruben Vargas dan Dan Ndoyeh Dari awal Laga.

Italia, tetangga Bersama selatan yang menyumbangkan banyak imigran Hingga Swiss Ke tahun 50-an, mengubah taktiknya secara drastis. Luciano Spalletti menurunkan enam Manajer Mutakhir. Nyaris tersingkir Pada Berjuang Bersama Kroasia Ke Putaran penyisihan grup, membuat Spalletti membongkar skuadnya.

Ke lapangan hijau, Kampiun dunia empat kali dan Kampiun Eropa dua kali ini kelabakan. Breel Embolo nyaris membobol Penjaga Gawang Gianluigi Donnarumma, Akan Tetapi penjaga Penjaga Gawang tangguh itu tidak bisa berbuat banyak ketika Remo Freuler dan Ruben Vargas menemukan celah Untuk membobol Penjaga Gawang Italia.

Swiss berhasil melaju Hingga perempat final. Public viewing Ke halaman Dibelakang Hotel Schweizerhof menjadi sangat meriah. Botol minuman dilemparkan Hingga udara, hiruk-pikuk membahana. “Kami bukan Swiss yang kecil lagi,” teriak salah satu penonton. Hal serupa terjadi Ke Saint Gallen, tempat nonton bareng terbesar Ke Heidiland.

Die Nati, julukan Timpilihan Swiss, sebenarnya bukan Timpilihan yang bisa dipandang sebelah mata. Kendati belum pernah Kampiun dunia atau Kampiun Eropa, Die Nati sering kali masuk Hingga perempat final Seri dunia. Tercatat delapan kali masuk putaran delapan besar dan dua kali berhasil menjangkau perempat final.

“Pada ini, semua serba Mungkin Saja,” kata Murat Yakin. Kendati demikian, Yakin harus berterima kasih atas nasib baik yang juga menaunginya. Beberapa kali Penjaga Gawang Swiss terselamatkan Bersama mistar Penjaga Gawang yang dijaga Yann Sommer.

“Kalau saja mistarnya beberapa sentimeter Hingga kanan, hasilnya Mungkin Saja lain,” kata Yakin. Dia mengenang bagaimana Fabian Schaer nyaris membuat Skor bunuh diri Ke Putaran kedua.

Swiss Akansegera berhadapan Bersama Inggris atau Slovakia. Akan Tetapi, Manuel Akanji, yang kini bermain Untuk Manchester City, lebih memilih Inggris sebagai Kandidat lawannya Ke perempat final. “Kami, sebagai Manajer sepak bola Bersama Swiss, sering Dikatakan anak bawang Ke Inggris. Tentu saya ingin Menunjukkan kemampuan kami Ke perempat final nanti,” kata Akanji.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Dongeng Swiss Bikin Italia Kocar-kacir Ke Euro 2024