Bisnis  

Harga Energi Ambruk Buntut Penembakan Trump dan Melemahnya Ekonomi China

Harga Energi turun akibat lemahnya data ekonomi China menyebabkan kekhawatiran Akansegera perlambatan ekonomi. FOTO/iStock

JAKARTAHarga Energi turun akibat lemahnya data ekonomi China menyebabkan kekhawatiran Akansegera perlambatan ekonomi yang menekan permintaan Di Bangsa importir Energi mentah terbesar dunia ini. West Texas Intermediate turun Ke USUSD82 per barel Sesudah berakhir sedikit berubah Di hari Kamis, Sambil Itu harga Energi Brent ditutup Di atas USD85.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional perekonomian Bangsa ini berekspansi sebesar 5,3% Di kuartal I-2024 dan Prakiraan pasar adalah tingkat Kemajuan PDB sebesar 5,1% Di kuartal II-2024. Hal ini terjadi Sesudah data minggu lalu Menunjukkan pelemahan Produk Impor Energi, menurut Daniel Hynes, ahli strategi Barang Dagangan Di Australia and New Zealand Banking Group.

“Di enam bulan pertama tahun ini, importir utama dunia membeli lebih sedikit Energi mentah dibandingkan Di tahun lalu. Produk Impor Energi mentah bulan Juni turun baik secara bulanan maupun tahunan menjadi 46,45 juta ton,” kata Hynes dikutip Di Anadolu Ajensi, Jumat (19/7/2024).

Hynes juga menambahkan bahwa Matauang Asing AS yang lebih kuat muncul Sebab para investor Memperbaiki taruhan mereka bahwa mantan Ri AS Trump Akansegera memenangkan kembali Gedung Putih, yang Mengurangi selera investor.

Imbas Matauang Asing AS yang lebih tinggi membatasi permintaan Energi dan mendukung penurunan harga. Trump menjadi target Di sebuah upaya Merenggut Nyawa Di sebuah Diskusi umum Di Pennsylvania Di hari Sabtu, hanya beberapa hari Sebelumnya ia Akansegera Memperoleh nominasi Partai Republik Untuk masa jabatan ketiga.

Akan Tetapi, meningkatnya ekspektasi bahwa penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) AS Akansegera segera dimulai membatasi penurunan harga Lebih Jelas. Berbicara Di Economic Club of Washington DC, Powell mengulangi komentarnya bahwa Pengatur Moneter AS Di mencari keyakinan yang lebih besar bahwa Ketidakstabilan Ekonomi Akansegera kembali Hingga target 2%.

Powell mencatat bahwa the Fed tidak perlu menunggu hingga Ketidakstabilan Ekonomi mencapai target jangka panjang 2% Untuk mulai menurunkan suku bunga Sebab efek pengetatan moneter yang lambat Di data Ketidakstabilan Ekonomi. Para pelaku pasar menafsirkan pernyataan Powell sebagai kembalinya penurunan suku bunga Mungkin Saja tidak lama lagi.

Suku bunga yang lebih rendah ditetapkan Untuk Mengurangi biaya pinjaman konsumen dan memicu ekspektasi peningkatan Kemajuan ekonomi dan permintaan Energi.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Harga Energi Ambruk Buntut Penembakan Trump dan Melemahnya Ekonomi China